Axioo Pico
spesifikasinya:
* Intel® Atom™ processor N270 ~ 1.6Ghz, 512Kb L2 Cache, FSB 533MHz (On Board)
* 1GB (DDR2 667 MHz, PC5300)
* 160 GB SATA HDD
* 10″ TFT 1024 x 600 resolution (WXGA)
* VGA Intel GMA950 64MB (shared)
* High Definition Audio, Built-in Microphone & Two Speaker
* Integrated 10/100 Mb Base-T Ethernet and Wi-Fi 802.11 b/g
* 1.3 MP Video Camera Module
* 3 in 1 Card Reader Support (MMC/SD/MS)
* 3 x USB 2.0 Ports (USB 1.1 Compatible), 1 x External CRT, 1 x
Headphone Jack, 1 x Microphone Jack, 1 x Internal Microphone, 1 x RJ-45
Jack for LAN, 1x DC-In Jack
* Microsoft Windows XP Home Edition
Apa sih menariknya Axioo Pico dibandingkan dengan netbook yang lain?
Hmm… pertama, kapasitas harddisknya yang 160 GB. Sangat lega untuk
laptop seukuran 10″. Sementara para pesaingnya masih berkutat pada SSD
berukuran kecil, atau harddisk beberapa puluh hingga 120 GB, Axioo telah
selangkah lebih maju dengan menghadirkan space 160 GB yang bisa kita
isi apa saja sampai puas!
Sama seperti para pesaingnya, Axioo Pico juga menggunakan prosesor Intel
Atom. Memory sebesar 1 GB telah disertakan secara default, dan masih
bisa diupgrade hingga 2 GB. Beberapa netbook yang saya sebutkan di atas
ada yang mentok memory-nya sebesar 1 GB dan tidak dapat diupgrade.
Kesimpulannya: Axioo Pico lebih keren karena memory-nya bisa diupgrade
:)
Fasilitas-fasilitas standar lainnya juga ada. Sebut saja konektivitas
Bluetooth, Wifi dan Ethernet, webcam dan microphone, card reader, serta
tiga buah port USB 2.0. Ada juga port VGA-out sehingga kita bisa sedikit
gaya-gayaan presentasi dengan laptop mungil :D
Axioo Pico
Axioo Pico
Untuk keperluan ketik-mengetik, keyboard Axioo Pico jelas lebih
manusiawi, tidak membuat pegal linu dan otot kaku karena ukurannya cukup
lebar. Sementara netbook yang lain…. terlalu kecil.
Namun demikian ada sedikit kekurangan yang bagi saya agak mengganggu.
Panas yang dihasilkan sepertinya terkumpul di touchpad, sehingga telapak
tangan jadi terasa kurang nyaman waktu mengetik. Walaupun untungnya
tidak terlalu panas sehingga masih bisa ditolerir. Sementara angin yang
berhembus dari jendela ventilasi dingin-dingin saja. Kesimpulan saya
sih, distribusi panasnya kurang merata, dan sarana pembuangan panasnya
masih perlu mendapatkan perhatian.
Axioo Pico menggunakan baterai 3-cell yang mampu bertahan lebih dari 2
jam. Padahal di iklannya, netbook ini mampu bertahan selama 6 jam —
dengan tanda bintang (*) dan tulisan keciiilll “jika menggunakan baterai
6-cell” — Beberapa netbook lain sudah menyertakan baterai 6-cell secara
default. Sementara pengguna Axioo Pico harus mengganti baterainya jika
ingin puas bermain komputer 6 jam non-stop tanpa setrum dari PLN.
Laptop mungil ini cukup berat juga ternyata. Semula saya pikir 1,2 kg
itu ringan sekali, namun kenyataannya, pundak saya pegal karena kelamaan
menenteng netbook ini. Netbook lain ada yang beratnya di bawah 1 kg.
Sepertinya Axioo Pico memegang rekor netbook paling berat untuk saat
ini.
Axioo Pico telah menyertakan sistem operasi Microsoft Windows XP.
Akhirnya sekarang saya punya lisensi Microsoft Windows asli nih :)
Sebenarnya saya ingin menginstal Linux di netbook ini, namun saat ini
dukungan sistem operasi Linux untuk netbook berbasis Intel Atom
nampaknya masih dalam pengembangan, belum sempurna. Sepertinya lebih
baik menunggu beberapa saat dulu sampai dukungan untuk Atom sudah
sempurna. Saya sudah sedikit membaca-baca mengenai proyek Ubuntu Netbook
Remix. Semoga saja segera muncul versi stabilnya. Dan semoga saja
Ubuntu 8.10 yang akan dirilis pada bulan Oktober nanti sudah mendukung
penuh netbook berbasis Atom. Jadi bisa segera diinstal :D
Sambil menunggu dirilisnya distro Linux yang mendukung penuh perangkat
keras netbook, saya pun menginstal aplikasi free dan open source pada
Windows XP di netbook ini. Andalan saya adalah aplikasi-aplikasi
keluaran PortableApps yang praktis, ringan dan elegan. Saya tidak
membutuhkan aplikasi yang aneh-aneh dalam bekerja. Aplikasi-aplikasi
PortableApps sudah cukup membantu saya dalam bekerja.
Secara umum, netbook ini cukup untuk membantu tugas-tugas saya.
OpenOffice.org yang biasanya memerlukan waktu lama untuk loading, di
netbook ini cukup beberapa detik saja langsung terbuka sempurna! Untuk
menjalankan game favorit saya, Sanguo: Fate Of The Dragon, juga tidak
ada perbedaan dengan di komputer biasa.